Minggu, 01 Agustus 2010

Thursday, 01 July 2010 Infeksi penyakit tidak tertangani optimal JAKARTA: Target produksi udang nasional pada 2010 yang dipatok sebesar 400.000 ton diduga tidak tercapai karena dampak serangan penyakit. Kalangan pertambakan udang di dalam negeri memperkirakan target produksi hanya akan tercapai sekitar 87,5% atau hanya 350.000 ton karena penanganan infeksi penyakit udang yang meluas pada akhir 2009 belum tertangani dengan optimal. Di sisi lain, pelaku usaha terkait menilai pemerintah tidak memberikan kebijakan khusus, seperti insentif, untuk mendongkrak kinerja produksi udang. Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto menyatakan dampak serangan penyakit pada tahun lalu masih berimbas pada tahun ini. "Saya rasa sangat berat untuk mencapai target 400.000 ton. Jika tahun ini dapat tercapai produksi seperti 2009 sebesar 350.000 ton, itu saja sudah bagus," ujarnya di sela-sela diskusi tentang udang dan permasalahannya di Jakarta, kemarin. Proyeksi kinerja produksi udang nasional 2010 2014 Produksi udang windu (ribu ton) 77,26 115,12 Produksi udang vaname (ribu ton) 202,95 374,18 Kebutuhan investasi (Rp triliun) 1,305 2,275 Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan Importir udang dunia Negara Volume (ribu ton)* Kontribusi dari Indonesia (ribu ton)* AS 236,1 40,1 Jepang 139,8 25,8 Spanyol 108,1 - Denmark 79,3 0,2 Inggris 60,9 5,7 Jerman 41,8 - Keterangan: * periode 2009 Sumber: GlobeFish Dia memproyeksi produksi udang jenis vanamae diperkirakan hanya 200.000 ton, sementara udang windu sebanyak 150.000 ton. Dia menyatakan pada saat terjadi gagal panen di tambak pada akhir 2009 hingga awal 2010, tidak ada bantuan dari pemerintah. Padahal, keterlibatan pemerintah diperlukan untuk melakukan pengawasan pada kinerja tambak-tambak yang kurang maksimal. Iwan menyatakan penurunan produksi pada tahun ini akan berdampak pada terjadinya proses seleksi alam. Artinya, petambak yang kuat akan dapat terus bekerja, sementara petambak kecil akan tersisih. Persaingan ketat Ketika ditanyakan, Dirjen Budidaya Perikanan Made L. Nurdjana menuturkan pemerintah tetap berpatokan pada target produksi yang telah ditetapkan yakni 400.000 ton dan optimistis harus bisa dicapai karena permintaan udang dunia yang masih tumbuh. "Saat ini persaingan antarnegara penghasil udang di pasaran dunia membuat Indonesia harus terus meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi udang," ujarnya. Dia mengakui kementerian berupaya meningkatkan produksi udang tidak dengan ekstensifikasi, tetapi cukup melalui intensifikasi untuk meningkatkan produktivitasnya. Hal itu dilakukan untuk menghindari kerusakan lingkungan hutan bakau akibat usaha pertambakan. Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) M. Riza Damanik pernah menyatakan pemerintah harus tetap memfokuskan pengembangan sektor pertambakan skala kecil, selain memberi kesempatan investor besar. Pemerintah, lanjut dia, harus memperketat regulasi sektor perudangan menyusul rencana pebisnis, industri ritel dan berbagai organisasi internasional yang berkeinginan menggenjot produksi budi daya dunia melalui standar Aquaculture Stewardship Council (ASC). ( diena.lestari@bisnis.co.idAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya ) Oleh Diena Lestari Bisnis Indonesia Sumber: http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A29&cdate=30-JUN-2010&inw_id=740805 Comments Add New Search +/- Write comment Name: Email: Title: :D:):(:0:shock::confused:8):lol::x:P:oops::cry: :evil::twisted::roll::wink::!::?::idea::arrow: Security Image Please input the anti-spam code that you can read in the image. Powered by !JoomlaComment 3.20 3.20 Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved." < Sebelumnya Berikutnya > Galeri KIARA Photo Galeri Pintu Masuk Pengguna Sandi Ingat saya Kata Sandi hilang? Belum terdaftar? Daftar Bergabung Statistik Anggota: 166 Berita: 1161 Pranala: 0 Pengunjung: 89794 Kiara Info awang.lord@yahoo.com Menu Pengguna Perundang-undangan Jajak Pendapat Setujukah Anda terhadap rencana Pemerintah membuka investasi di 12 pulau kecil terluar? Setuju Tidak Setuju Pengunjung KIARA mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter mod_vvisit_counter Today 144 mod_vvisit_counter Yesterday 310 mod_vvisit_counter This week 144 mod_vvisit_counter This month 454 mod_vvisit_counter All 112295 Visitors Counter 1.0.3 Serbaneka KIARA Fundrising Kabar Bahari Buku Kiara

JAKARTA: Target produksi udang nasional pada 2010 yang dipatok sebesar 400.000 ton diduga tidak tercapai karena dampak serangan penyakit.

Kalangan pertambakan udang di dalam negeri memperkirakan target produksi hanya akan tercapai sekitar 87,5% atau hanya 350.000 ton karena penanganan infeksi penyakit udang yang meluas pada akhir 2009 belum tertangani dengan optimal.

Di sisi lain, pelaku usaha terkait menilai pemerintah tidak memberikan kebijakan khusus, seperti insentif, untuk mendongkrak kinerja produksi udang.

Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto menyatakan dampak serangan penyakit pada tahun lalu masih berimbas pada tahun ini.

"Saya rasa sangat berat untuk mencapai target 400.000 ton. Jika tahun ini dapat tercapai produksi seperti 2009 sebesar 350.000 ton, itu saja sudah bagus," ujarnya di sela-sela diskusi tentang udang dan permasalahannya di Jakarta, kemarin.


Proyeksi kinerja produksi udang nasional
 
2010
2014
Produksi udang windu (ribu ton)
77,26
115,12
Produksi udang vaname (ribu ton)
202,95
374,18
Kebutuhan investasi (Rp triliun)
1,305
2,275
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan
Importir udang dunia
Negara
Volume (ribu ton)*
Kontribusi dari Indonesia (ribu ton)*
AS
236,1
40,1
Jepang
139,8
25,8
Spanyol
108,1
-
Denmark
79,3
0,2
Inggris
60,9
5,7
Jerman
41,8
-
Keterangan: * periode 2009
Sumber: GlobeFish

Dia memproyeksi produksi udang jenis vanamae diperkirakan hanya 200.000 ton, sementara udang windu sebanyak 150.000 ton.

Dia menyatakan pada saat terjadi gagal panen di tambak pada akhir 2009 hingga awal 2010, tidak ada bantuan dari pemerintah. Padahal, keterlibatan pemerintah diperlukan untuk melakukan pengawasan pada kinerja tambak-tambak yang kurang maksimal.

Iwan menyatakan penurunan produksi pada tahun ini akan berdampak pada terjadinya proses seleksi alam. Artinya, petambak yang kuat akan dapat terus bekerja, sementara petambak kecil akan tersisih.

Persaingan ketat

Ketika ditanyakan, Dirjen Budidaya Perikanan Made L. Nurdjana menuturkan pemerintah tetap berpatokan pada target produksi yang telah ditetapkan yakni 400.000 ton dan optimistis harus bisa dicapai karena permintaan udang dunia yang masih tumbuh.

"Saat ini persaingan antarnegara penghasil udang di pasaran dunia membuat Indonesia harus terus meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi udang," ujarnya.

Dia mengakui kementerian berupaya meningkatkan produksi udang tidak dengan ekstensifikasi, tetapi cukup melalui intensifikasi untuk meningkatkan produktivitasnya.

Hal itu dilakukan untuk menghindari kerusakan lingkungan hutan bakau akibat usaha pertambakan.

Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) M. Riza Damanik pernah menyatakan pemerintah harus tetap memfokuskan pengembangan sektor pertambakan skala kecil, selain memberi kesempatan investor besar.

Pemerintah, lanjut dia, harus memperketat regulasi sektor perudangan menyusul rencana pebisnis, industri ritel dan berbagai organisasi internasional yang berkeinginan menggenjot produksi budi daya dunia melalui standar Aquaculture Stewardship Council (ASC). ( diena.lestari@bisnis.co.idAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya )

Oleh Diena Lestari
Bisnis Indonesia

Sumber: http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A29&cdate=30-JUN-2010&inw_id=740805

Tidak ada komentar:

Posting Komentar