Kalangan pertambakan udang di dalam negeri memperkirakan target produksi hanya akan tercapai sekitar 87,5% atau hanya 350.000 ton karena penanganan infeksi penyakit udang yang meluas pada akhir 2009 belum tertangani dengan optimal.
Di sisi lain, pelaku usaha terkait menilai pemerintah tidak memberikan kebijakan khusus, seperti insentif, untuk mendongkrak kinerja produksi udang.
Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto menyatakan dampak serangan penyakit pada tahun lalu masih berimbas pada tahun ini.
"Saya rasa sangat berat untuk mencapai target 400.000 ton. Jika tahun ini dapat tercapai produksi seperti 2009 sebesar 350.000 ton, itu saja sudah bagus," ujarnya di sela-sela diskusi tentang udang dan permasalahannya di Jakarta, kemarin.
Proyeksi kinerja produksi udang nasional | ||
2010 | 2014 | |
Produksi udang windu (ribu ton) | 77,26 | 115,12 |
Produksi udang vaname (ribu ton) | 202,95 | 374,18 |
Kebutuhan investasi (Rp triliun) | 1,305 | 2,275 |
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan
Importir udang dunia | ||
Negara | Volume (ribu ton)* | Kontribusi dari Indonesia (ribu ton)* |
AS | 236,1 | 40,1 |
Jepang | 139,8 | 25,8 |
Spanyol | 108,1 | - |
Denmark | 79,3 | 0,2 |
Inggris | 60,9 | 5,7 |
Jerman | 41,8 | - |
Keterangan: * periode 2009
Sumber: GlobeFish
Sumber: GlobeFish
Dia memproyeksi produksi udang jenis vanamae diperkirakan hanya 200.000 ton, sementara udang windu sebanyak 150.000 ton.
Dia menyatakan pada saat terjadi gagal panen di tambak pada akhir 2009 hingga awal 2010, tidak ada bantuan dari pemerintah. Padahal, keterlibatan pemerintah diperlukan untuk melakukan pengawasan pada kinerja tambak-tambak yang kurang maksimal.
Iwan menyatakan penurunan produksi pada tahun ini akan berdampak pada terjadinya proses seleksi alam. Artinya, petambak yang kuat akan dapat terus bekerja, sementara petambak kecil akan tersisih.
Persaingan ketat
Ketika ditanyakan, Dirjen Budidaya Perikanan Made L. Nurdjana menuturkan pemerintah tetap berpatokan pada target produksi yang telah ditetapkan yakni 400.000 ton dan optimistis harus bisa dicapai karena permintaan udang dunia yang masih tumbuh.
"Saat ini persaingan antarnegara penghasil udang di pasaran dunia membuat Indonesia harus terus meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi udang," ujarnya.
Dia mengakui kementerian berupaya meningkatkan produksi udang tidak dengan ekstensifikasi, tetapi cukup melalui intensifikasi untuk meningkatkan produktivitasnya.
Hal itu dilakukan untuk menghindari kerusakan lingkungan hutan bakau akibat usaha pertambakan.
Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) M. Riza Damanik pernah menyatakan pemerintah harus tetap memfokuskan pengembangan sektor pertambakan skala kecil, selain memberi kesempatan investor besar.
Pemerintah, lanjut dia, harus memperketat regulasi sektor perudangan menyusul rencana pebisnis, industri ritel dan berbagai organisasi internasional yang berkeinginan menggenjot produksi budi daya dunia melalui standar Aquaculture Stewardship Council (ASC). ( diena.lestari@bisnis.co.id )
Oleh Diena Lestari
Bisnis Indonesia
Sumber: http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A29&cdate=30-JUN-2010&inw_id=740805
Tidak ada komentar:
Posting Komentar